se genteng

Sabtu, 15 Juni 2013

ppsmch

Ponpes Kyai Syaichona Kholil Bangkalan Madura

Sejarah profil perkembangan Pondok Pesantren Kyai Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan Madura Jawa Timur Indonesia yang didirikan oleh Kyai Haji (KH) Kholil (Khalil) Bangkalan yang lebih dikenal dengan sebutan Syaikhona (Syaichona) Mohammad Kholil Bangkalan. Ponpes didirikan pada 1861 Masehi.

DAFTAR ISI
  1. Sejarah Pendirian Pesantren Syaikhona Khalil
  2. Nama-nama Pengasuh Pesantren
  3. Sistem Pendidikan
  4. Biografi Syaichona Kholil


SEJARAH AWAL PENDIRIAN PESANTREN

Syaikhona (Syaichona) Kholil mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan. Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha (Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M., mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai pesantren Syaikhona Kholil.

Dari pesantren di Kademangan inilah KH. Khalil bertolak menyebarkan Islam di Madura sampai Jawa. Pada mulanya beliau membina agama Islam di sekitar Bangkalan. Baru setelah dirasa cukup baik, mulailah beliau merambah ke pelosok-pelosok yang jauh, hingga menjangkau seluruh Madura.


PENGASUH PESANTREN SYAIKHONA KHOLIL

1. KH. Khalil
2. KH. Abdul Fattah bin Nyai Aminah binti Nyai Mutmainnah binti Imron bin Khalil
3. KH. Fakhrur Rozi bin Nyai Romlah binti Imron bin Khalil
3. KH. Abdullah Sahal bin Romlah binti Imron bin Khalil.
4. KH. Fakhrillah Sahal bin Abdullah Sahal.


SISTEM PENDIDIKAN

1. Formal

a. MTs al-Ma’arif,
b. SMA Ma’arif,
c. Kesetaraan [A, B, dan C]
e. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syaichona Moh. Cholil (STITS)

2. Non-Formal

a. Ma’hadiyah: Badan Khusus (Bansus) al-Qur`an, Tahfizh al-Qur`an, Tahfizh Alfiyah, pengajian Kitab Kuning, dan Majlis Munazharah Ma’hadiyah

b. Madrasiyah: Madrasah Diniyah Ibtida`iyah, Madrasah Diniyah Tsanawiyah, dan Madrasah Diniyah Aliyah (ATM).


BIOGRAFI SYAICHONA KHOLIL

KH. Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jamadilakhir 1235 Hijrahatau 27 Januari 1820 Masihi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama dan digembleng langasung oleh ayah Beliau menginjak dewasa beliau ta'lim diberbagai pondok pesantren. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai Muhammad Khalil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok- pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok-pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya. Sewaktu menjadi Santri KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al- Quran. Belia mampu membaca alqur'an dalam Qira'at Sab'ah (tujuh cara membaca al-Quran).

Pada 1276 Hijrah/1859 Masehi, KHMuhammad Khalil Belajar di Mekah. Di Mekah KH Muhammad Khalil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekah ialah Syeikh Utsman bin Hasan ad- Dimyathi, Saiyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani i. Beberapa sanad hadis yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). Kh.Muhammad Kholil Sewaktu Belajar di Mekkah Seangkatan dengan KH.Hasym Asy'ari,Kh.Wahab Hasbullah dan KH.Muhammad Dahlan namum Ulama-ulama Dahulu punya kebiasaan Memanggil Guru sesama Rekannya, Dan Kh.Muhammad KHolil yang Dituakan dan dimuliakan diantara mereka.

Di antara sekian banyak murid Kh Muhammad Khalil al-Maduri yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah Kh Hasyim Asy'ari (pendiri Pondok- pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama / NU) Kiyai Haji Abdul Wahhab Hasbullah (pendiri Pondok- pesantren Tambakberas, Jombang); Kiyai Haji Bisri Syansuri (pendiri Pondok-pesantren Denanyar); Kiyai Haji Ma'shum (pendiri Pondok-pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda Kiyai Haji Ali Ma'shum), Kiyai Haji Bisri Mustofa (pendiri Pondok-pesantren Rembang); dan Kiyai Haji As'ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok- pesantren Asembagus, Situbondo).

Kh. Muhammad Khalil al-Maduri, wafat dalam usia yang lanjut 106 tahun, pada 29 Ramadan 1341 Hijrah/14 Mei 1923 Masihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar